Minggu, 09 September 2012

MEMAHAMI PENTINGNYA PERANAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM KEGIATAN BELAJAR SISWA


Peserta didik pada usia kelas 6 sekolah dasar menurut teori perkembangan piaget masih dalam tahap operasional kongkret karena mereka masih dalam rentang usia sekitar 11 tahun. Tahap operasional konkrit berlangsung pada usia 7-11 tahun, merupakan tahap ketiga dari teori perkembangan piaget. pada tahap ini anak mampu melakukan penalaran logis menggantikan pemikiran intuitif sejauh pemikiran yang dapat diterapkan ke dalam contoh-contoh yang spesifik atau konkrit. Pada usia ini anak masih menyukai gaya belajar dengan menunjukkan contoh-contoh yang nyata atau dengan media-media yang dapat mereka operasikan sendiri,sehingga mereka bisa dengan mudah menerima materi yang diajarkan.
gaya belajar seorang anak yang lebih menyukai pembelajaran dengan contoh contoh dan media yang konkrit dan dapat mereka operasikan adalah gaya belajar kinestetis. Ciri ciri siswa yang memiliki gaya belajar kinestetis yang baik adalah selalu berorientasi fisik dan banyak bergerak, berbicara dengan perlahan, menanggapi perhatian fisik, suka menggunakan berbagai peralatan dan media, menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka, berdiri dekat ketika berbicara dengan orang, mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar, belajar melalui praktek, menghafal dengan cara berjalan dan melihat, menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca, banyak menggunakan isyarat tubuh, tidak dapat duduk diam untuk waktu lama, menggunakan kata-kata yang mengandung akso, menyukai buku-buku yang berorientasi pada cerita, kemungkinan tulisannya jelek, ingin melakukan segala sesuatu, menyukai permainan dan olah raga. Oleh karena itu untuk siswa yang memiliki gaya belajar ini guru harus mampu menyediakan media yang sesuai dengan karakteristik siswa yang aktif dan suka melakukan kerja, contohnya dengan media yang siswa mampu mengoperasikannya secara individu maupun kelompok.
Berikut dapatlah ditampilkan grafik efek penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan belajar siswa yang disesuaikan dengan gaya belajar siswa :
Mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial adalah mata pelajaran yang banyak menyampaikan materi atau konsep konsep dengan bentuk hafalan bagi siswa. Contohnya pada materi membandingkan kenampakan alam dan keadaan sosial negara asia tenggara, materi ini menuntut siswa untuk menghafalkan ciri ciri kenampakan alam dan keadaan sosial yang ada di Asia tenggara. Pada pembelajaran materi ini biasanya guru menggunakan metode ceramah, dengan cara menjelaskan kepada siswa seluruh materi tersebut  kemudian siswa diminta untuk menghafalkannya. Padahal siswa kelas 6 dengan cara belajar kinestetik tidak akan cocok dengan metode pembelajaran yang hanya dengan cara mendengarkan penjelasan kemudian menghafal. Sehingga kebanyakan siswa akan mengalami kesulitan dalam menghafalkan materi apalagi memahaminya, karena mereka sudah merasa bosan dengan penjelasan guru. Mereka membutuhkan media yang menarik dan bisa mereka pergunakan untuk membantu mereka dalam menghafalkan materi tersebut.

MEMAHAMI PENTINGNYA PERANAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM KEGIATAN BELAJAR SISWA


Peserta didik pada usia kelas 6 sekolah dasar menurut teori perkembangan piaget masih dalam tahap operasional kongkret karena mereka masih dalam rentang usia sekitar 11 tahun. Tahap operasional konkrit berlangsung pada usia 7-11 tahun, merupakan tahap ketiga dari teori perkembangan piaget. pada tahap ini anak mampu melakukan penalaran logis menggantikan pemikiran intuitif sejauh pemikiran yang dapat diterapkan ke dalam contoh-contoh yang spesifik atau konkrit. Pada usia ini anak masih menyukai gaya belajar dengan menunjukkan contoh-contoh yang nyata atau dengan media-media yang dapat mereka operasikan sendiri,sehingga mereka bisa dengan mudah menerima materi yang diajarkan.
gaya belajar seorang anak yang lebih menyukai pembelajaran dengan contoh contoh dan media yang konkrit dan dapat mereka operasikan adalah gaya belajar kinestetis. Ciri ciri siswa yang memiliki gaya belajar kinestetis yang baik adalah selalu berorientasi fisik dan banyak bergerak, berbicara dengan perlahan, menanggapi perhatian fisik, suka menggunakan berbagai peralatan dan media, menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka, berdiri dekat ketika berbicara dengan orang, mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar, belajar melalui praktek, menghafal dengan cara berjalan dan melihat, menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca, banyak menggunakan isyarat tubuh, tidak dapat duduk diam untuk waktu lama, menggunakan kata-kata yang mengandung akso, menyukai buku-buku yang berorientasi pada cerita, kemungkinan tulisannya jelek, ingin melakukan segala sesuatu, menyukai permainan dan olah raga. Oleh karena itu untuk siswa yang memiliki gaya belajar ini guru harus mampu menyediakan media yang sesuai dengan karakteristik siswa yang aktif dan suka melakukan kerja, contohnya dengan media yang siswa mampu mengoperasikannya secara individu maupun kelompok.
Berikut dapatlah ditampilkan grafik efek penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan belajar siswa yang disesuaikan dengan gaya belajar siswa :
Mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial adalah mata pelajaran yang banyak menyampaikan materi atau konsep konsep dengan bentuk hafalan bagi siswa. Contohnya pada materi membandingkan kenampakan alam dan keadaan sosial negara asia tenggara, materi ini menuntut siswa untuk menghafalkan ciri ciri kenampakan alam dan keadaan sosial yang ada di Asia tenggara. Pada pembelajaran materi ini biasanya guru menggunakan metode ceramah, dengan cara menjelaskan kepada siswa seluruh materi tersebut  kemudian siswa diminta untuk menghafalkannya. Padahal siswa kelas 6 dengan cara belajar kinestetik tidak akan cocok dengan metode pembelajaran yang hanya dengan cara mendengarkan penjelasan kemudian menghafal. Sehingga kebanyakan siswa akan mengalami kesulitan dalam menghafalkan materi apalagi memahaminya, karena mereka sudah merasa bosan dengan penjelasan guru. Mereka membutuhkan media yang menarik dan bisa mereka pergunakan untuk membantu mereka dalam menghafalkan materi tersebut.

MEMAHAMI PENTINGNYA PERANAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM KEGIATAN BELAJAR SISWA


Peserta didik pada usia kelas 6 sekolah dasar menurut teori perkembangan piaget masih dalam tahap operasional kongkret karena mereka masih dalam rentang usia sekitar 11 tahun. Tahap operasional konkrit berlangsung pada usia 7-11 tahun, merupakan tahap ketiga dari teori perkembangan piaget. pada tahap ini anak mampu melakukan penalaran logis menggantikan pemikiran intuitif sejauh pemikiran yang dapat diterapkan ke dalam contoh-contoh yang spesifik atau konkrit. Pada usia ini anak masih menyukai gaya belajar dengan menunjukkan contoh-contoh yang nyata atau dengan media-media yang dapat mereka operasikan sendiri,sehingga mereka bisa dengan mudah menerima materi yang diajarkan.
gaya belajar seorang anak yang lebih menyukai pembelajaran dengan contoh contoh dan media yang konkrit dan dapat mereka operasikan adalah gaya belajar kinestetis. Ciri ciri siswa yang memiliki gaya belajar kinestetis yang baik adalah selalu berorientasi fisik dan banyak bergerak, berbicara dengan perlahan, menanggapi perhatian fisik, suka menggunakan berbagai peralatan dan media, menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka, berdiri dekat ketika berbicara dengan orang, mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar, belajar melalui praktek, menghafal dengan cara berjalan dan melihat, menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca, banyak menggunakan isyarat tubuh, tidak dapat duduk diam untuk waktu lama, menggunakan kata-kata yang mengandung akso, menyukai buku-buku yang berorientasi pada cerita, kemungkinan tulisannya jelek, ingin melakukan segala sesuatu, menyukai permainan dan olah raga. Oleh karena itu untuk siswa yang memiliki gaya belajar ini guru harus mampu menyediakan media yang sesuai dengan karakteristik siswa yang aktif dan suka melakukan kerja, contohnya dengan media yang siswa mampu mengoperasikannya secara individu maupun kelompok.
Berikut dapatlah ditampilkan grafik efek penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan belajar siswa yang disesuaikan dengan gaya belajar siswa :
Mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial adalah mata pelajaran yang banyak menyampaikan materi atau konsep konsep dengan bentuk hafalan bagi siswa. Contohnya pada materi membandingkan kenampakan alam dan keadaan sosial negara asia tenggara, materi ini menuntut siswa untuk menghafalkan ciri ciri kenampakan alam dan keadaan sosial yang ada di Asia tenggara. Pada pembelajaran materi ini biasanya guru menggunakan metode ceramah, dengan cara menjelaskan kepada siswa seluruh materi tersebut  kemudian siswa diminta untuk menghafalkannya. Padahal siswa kelas 6 dengan cara belajar kinestetik tidak akan cocok dengan metode pembelajaran yang hanya dengan cara mendengarkan penjelasan kemudian menghafal. Sehingga kebanyakan siswa akan mengalami kesulitan dalam menghafalkan materi apalagi memahaminya, karena mereka sudah merasa bosan dengan penjelasan guru. Mereka membutuhkan media yang menarik dan bisa mereka pergunakan untuk membantu mereka dalam menghafalkan materi tersebut.

MEMAHAMI PENTINGNYA PERANAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM KEGIATAN BELAJAR SISWA


Peserta didik pada usia kelas 6 sekolah dasar menurut teori perkembangan piaget masih dalam tahap operasional kongkret karena mereka masih dalam rentang usia sekitar 11 tahun. Tahap operasional konkrit berlangsung pada usia 7-11 tahun, merupakan tahap ketiga dari teori perkembangan piaget. pada tahap ini anak mampu melakukan penalaran logis menggantikan pemikiran intuitif sejauh pemikiran yang dapat diterapkan ke dalam contoh-contoh yang spesifik atau konkrit. Pada usia ini anak masih menyukai gaya belajar dengan menunjukkan contoh-contoh yang nyata atau dengan media-media yang dapat mereka operasikan sendiri,sehingga mereka bisa dengan mudah menerima materi yang diajarkan.
gaya belajar seorang anak yang lebih menyukai pembelajaran dengan contoh contoh dan media yang konkrit dan dapat mereka operasikan adalah gaya belajar kinestetis. Ciri ciri siswa yang memiliki gaya belajar kinestetis yang baik adalah selalu berorientasi fisik dan banyak bergerak, berbicara dengan perlahan, menanggapi perhatian fisik, suka menggunakan berbagai peralatan dan media, menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka, berdiri dekat ketika berbicara dengan orang, mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar, belajar melalui praktek, menghafal dengan cara berjalan dan melihat, menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca, banyak menggunakan isyarat tubuh, tidak dapat duduk diam untuk waktu lama, menggunakan kata-kata yang mengandung akso, menyukai buku-buku yang berorientasi pada cerita, kemungkinan tulisannya jelek, ingin melakukan segala sesuatu, menyukai permainan dan olah raga. Oleh karena itu untuk siswa yang memiliki gaya belajar ini guru harus mampu menyediakan media yang sesuai dengan karakteristik siswa yang aktif dan suka melakukan kerja, contohnya dengan media yang siswa mampu mengoperasikannya secara individu maupun kelompok.
Berikut dapatlah ditampilkan grafik efek penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan belajar siswa yang disesuaikan dengan gaya belajar siswa :
Mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial adalah mata pelajaran yang banyak menyampaikan materi atau konsep konsep dengan bentuk hafalan bagi siswa. Contohnya pada materi membandingkan kenampakan alam dan keadaan sosial negara asia tenggara, materi ini menuntut siswa untuk menghafalkan ciri ciri kenampakan alam dan keadaan sosial yang ada di Asia tenggara. Pada pembelajaran materi ini biasanya guru menggunakan metode ceramah, dengan cara menjelaskan kepada siswa seluruh materi tersebut  kemudian siswa diminta untuk menghafalkannya. Padahal siswa kelas 6 dengan cara belajar kinestetik tidak akan cocok dengan metode pembelajaran yang hanya dengan cara mendengarkan penjelasan kemudian menghafal. Sehingga kebanyakan siswa akan mengalami kesulitan dalam menghafalkan materi apalagi memahaminya, karena mereka sudah merasa bosan dengan penjelasan guru. Mereka membutuhkan media yang menarik dan bisa mereka pergunakan untuk membantu mereka dalam menghafalkan materi tersebut.