Kamis, 01 Maret 2012

BERKEMBANGNYA PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM LINGKUNGAN PENDIDIKAN FORMAL OLEH GURU


 Oleh : Lisdiana Kurniasih (Mahasiswi IKIP PGRI Semarang)

Bangsa dan negara Indonesia merupakan suatu bangsa yang besar. Seperti yang telah kita ketahui bahwa bangsa Indonesia memiliki berbagai keragaman diantaranya keragaman sosial, budaya, agama, aspirasi politik, ras dan lain-lain.Berangkat dari keragaman  itu,  maka munculah konsep Pendidikan Multikultural. Dalam konsep pendidikan multikultural ini menawarkan bagi semua peserta didik yang berbeda ras, etnis,agama serta  kelas sosial dalam kelompok sosial.


            Pendidikan multikultural ini bertujuan memperluas berbagai hal bukan hanya toleransi terhadap budaya yang berbeda, tetapi lebih jauh daripada itu yakni mengembangkan sikap mutual respect atau sikap saling menghormati, mengerti, menolong. Sedangkan, pelakasanaan konsep pendidikan multikultural itu sendiri perlu dikembangkannya pengalaman kelompok yang dibangun dengan memperhatikan pemahaman yang pada nantinya akan  menjadi sikap yang relatif stabil dan konsisten. Pendidikan multikultural merupakan pendekatan yang mengganti universalisme dengan partikularisme yang memunculkan kesukuan.           Apalagi paradigma multikultural secara implisit juga menjadi salah satu concern dari Pasal  4 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam pasal itu dijelaskan,  bahwa pendidikan diselenggarakan secara demokratis, tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi HAM, nilai keagamaan, nilai kultural dan kemajemukan bangsa.
            Berangkat dari pernyataan diatas sekolah memiliki peranan dalam pembentukan kepribadian peserta didiknya dan belum dapat digantikan oleh sistem yang lain. Pendidikan formal kemudian ikut memberikan andil dalam proses pembentukan kultur itu sendiri. Dengan kata lain, pendidikan formal adalah bagian dari proses pembentukan budaya multikultural dan lembaga pendidikan multikultural. Pendidikan multikultural ini sangat penting di dalam proses membangun budaya multikultural dalam sistem persekolahan.



            Pendidikan yang bermuatan multikultural tidak mungkin dapat diukur semata-mata dan didasarkan atas standar nasional yang kaku. Sekolah harus berfungsi sebagai lembaga pembudayaan, dalam pengertian menjadi lembaga yang dapat menyediakan kesempatan dan fasilitas untuk terjadinya proses pembudayaan yang dinamis.
            Sudah barang tentu proses ini memerlukan waktu dan usaha yang harus menjadi perhatian guru. Dalam kaitan ini perlu diperhatikan bahwa belajar bukan hanya terjadi pada level perilaku tetapi pemasukan secara internal.
            Menejemen berbasis sekolah memberikan kesempatan yang lebih besar untuk mengakomodasi pendidikan multikultural. Hal ini dapat dicapai melalui tahap pemberdayaan. Sekolah merupakan upaya menciptakan pendidikan yang bermuatan multikultural.
             
Sumber Referensi :
1.                  Yaqin, M.Ainul. 2005. Pendidikan Multikulturalisme. Yogyakarta: Pilar Media
2.                  Kaelan. 2004. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma Yogyakarta.

1 komentar:

  1. berbeda tidak antara multikultural dengan multikulturalisme?
    apa dampak di Masyarakat dengan tambahan imbuhan isme tersebut?

    BalasHapus