Kamis, 03 Januari 2013

Model Cooperative Learning Terobosan Terbaru sebagai Inovasi dalam Pembelajaran di SD

A. Konsep Strategi Pembelajaran Kooperatif Davidson dan Warsham (Isjoni, 2007) mengemukakan bahwa “cooperative learning adalah kegiatan belajar mengajar secara berkelompok-kelompok kecil. Siswa belajar dan bekerja sama untuk sampai kepada pengalaman belajar yang optimal, baik pengalaman individu maupun pengalaman belajar kelompok”. Isjoni, (2007) berpendapat bahwa “cooperative learning adalah model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegitan belajar mengajar yang berpusat pada siswa (student oriented), terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli pada orang lain”. Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Isjoni, Djamarah (2010) juga mengemukakan bahwa “strategi pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang didalamnya mengkondisikan para siswa untuk bekerja bersama-sama di dalam kelompok-kelompok belajar kecil ...pembelajaran kooperatif terdapat saling ketergantungan positif diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan kesempatan yang sama untuk sukses”. B. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif Menurut Stahl (Djamarah, 2010) mengemukakan “ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut” : 1) Belajar bersama dengan teman 2) Selama proses belajar terjadi tatap muka antar teman 3) Saling mendengarkan pendapat diantara anggota kelompok 4) Belajar dari teman senditi dalam kelompok 5) Belajar dalam kelompok kecil 6) Produktif berbicara atau saling mengemukakan pendapat 7) Keputusan tergantung pada siswa sendiri 8) Siswa aktif Hamdani (2011: 31) juga menyebutkan “beberapa ciri pembelajaran kooperatif diantaranya sebagai berikut” : 1) Beberapa anggota memiliki peran 2) Terjadi hubungan interaksi langsung diantara siswa 3) Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas cara berlajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya 4) Guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok 5) Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan C. Prinsip Strategi Pembelajaran Kooperatif Djamarah (2010) menjelaskan bahwa terdapat tiga prinsip strategi pembelajaran kooperatif yang dijadikan sebagai “pendekatan” yang dapat meningkatkan proses dan hasil belajar siswa yaitu : 1) Pendekatan Belajar Aktif Siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi, mengemukakan pendapat dan idenya, melakukan eksplorasi terhadap materi yang sedang dipelajari serta menafsirkan hasilnya bersama-sama di dalam kelompok. 2) Pendekatan Konstruktivistik Siswa didorong untuk mampu membangun pengetahuannya secara bersama-sama di dalam kelompok melalui diskusi, observasi atau percobaan. Pengetahuan dibentuk bersama berdasarkan pengalaman serta interaksinya dengan lingkungan dalam kelompok belajar sehingga terjadi saling memperkaya diantara anggota kelompok. 3) Pendekatan Kooperatif Mendorong dan memberi kesempatan kepada siswa untuk terampil berkomunikasi. Artinya, siswa didorong untuk mampu menyatakan pendapat atau idenya dengan jelas, mendengarkan orang lain dan menanggapinya dengan tepat, meminta feedback serta mengajukan pertanyaan-pertanyaan dengan baik. Siswa juga mampu memimpin dan trampil mengelola kontroversi (managing controvercy) menjadi situasi problem solving, mengkritisi ide bukan persona orangnya. D. Tujuan Pembelajaran Kooperatif Ibrahim (Djamarah, 2010) menyebutkan bahwa strategi pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan pembelajaran sebagai berikut penerimaan 1) Pembelajaran kooperatif meliputi berbagai macam tujuan sosial, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. 2) Penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, maupun ketidakmampuan. Memberikan peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain. 3) Mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Isjoni (2007) mengatakan bahwa model pembelajaran cooperative learning, memungkinkan siswa meraih keberhasilan dalam belajar disamping melatih ketrampilan siswa, baik ketrampilan berfikir (thinking skills) maupun ketrampilan sosial (social skills). Model ini memungkinkan siswa mengembangkan pengetahuan, kemampuan secara penuh dalam suasana belajar yang terbuka dan demokratis. Siswa bukan lagi sebagai objek pembelajaran, namun berperan sebagai tutor sebaya. Dengan menggunakan metode cooperaive learning akan memiliki motivasi yang tinggi karena didorong dan didukung dari rekan sebayanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar