Minggu, 06 Januari 2013

Pertimbangan Faktor Emosional Anak dalam Pembelajaran Siswa di Sekolah Dasar

        Dalam perencanaan suatu pembelajaran, seorang guru hendaknya memperhatikan faktor emosional anak dalam merancang pembelajaran yang akan diterapkannya dalam kelas. Begitu pula dengan perkembangan emosional anak perlu menjadi perhatian yang khusus bagi seorang guru. Karena faktor emosional ini akan mempengaruhi tercapainya tujuan dari pembelajaran yang hendak dicapai baik oleh guru maupun oleh peserta didik. Kecerdasan emosi adalah kemampuan, kapasitas atau keterampilan seseorang untuk dapat menerima, mengukur dan mengatur emosi dirinya sendiri, orang lain atau bahkan kelompok sehingga memudahkannya berinteraksi sehari-hari. Anak yang tidak diberi ruang untuk berkembang secara emosi dapat tumbuh menjadi pribadi yang sulit. Hal tersebut dapat terbawa terus hingga memasuki masa dewasanya. Pertumbuhan dan perkembangan jiwa dan fisik yang harmonis menjadi cikal bakal pribadi anak yang sehat yang sangat dibutuhkan saat mereka tumbuh dewasa nanti. Cerdas emosi bukan hanya kewajiban anak seorang diri. Namun, dibutuhkan pula peran aktif dari orang tua yang sangat penting dalam proses perkembangan kecerdasan emosi anak. Cerdas emosi merupakan proses timbal balik yang terjadi dengan lingkungannya serta pembelajaran yang diperoleh anak dari aktifitas sehari-hari. 
   Dalam perkembangan emosi ada beberapa hal yang mempengaruhinya diantaranya peran pematangan dan peran belajar. Peran pematangan perkembangan kelenjar endokrin penting untuk mematangkan perilaku emosional. Bayi secara relatif kekurangan produksi endokrin yang diperlukan untuk menopang reaksi fisiologis terhadap stres. Kelenjar adrenalin memainkan peran utama dalam emosi yang mengecil secara tajam ketika bayi baru lahir. Hanya sedikit adrenalin yang diproduksi dan dikeluarkan sampai saat kelenjar itu membesar. Pengaruhnya penting terhadap keadaan emosional pada masa kanak-kanak. Sedangkan peran belajar Dengan adanya pematangan system saraf dan otot, anak-anak mengembangkan potensi untuk berbagai macam reaksi. Pengalaman belajar mereka akan menentukan reaksi potensial mana yang akan mereka gunakan untuk menyatakan kemarahan. Lima jenis kegiatan belajar turut menunjang pola perkembangan emosi pada masa kanak-kanak. Terlepas dari metode yang digunakan, dari segi perkembangan anak harus siap untuk belajar sebelum tiba saatnya masa belajar. Dalam membuat strategi melatih emosi pada anak, empati merupakan dasar dalam pelatihan emosi. Empati sangat penting untuk melatih emosi anak. Bayangkan bila kita tumbuh dewasa disebuah rumah tanpa empati, pasti suasana akan terasa hampa. Empati merupakan kemampuan untuk menempatkan diri kita sendiri sebagai orang tua dalam kedudukan anak kita dan member tanggapan sesuai dengan apa yang dihadapi. Adapun langkah–langkah pelatihan emosi yang yang lazim digunakan orang tua untuk memupuk empati dalam membina hubungan dengan anak–anak mereka, sambil meningkatkan kecerdasan emosional anak–anak itu. Strategi untuk melatih emosi anak dibutuhkan pula peran dari orang tua yang sangat penting untuk menjadi panutan atau role model dalam memperkenalkan konsep kecerdasan emosi anak. Faktor emosional anak menjadi pertimbangan seorang guru dalam menjalankan proses belajar mengajar. Hal itu dapat dilakukan dengan beberapa metode yang dapat dilakukan seperti berikut ini : belajar secara coba dan ralat, belajar dengan cara meniru, belajar dengan cara mempersamakan diri, pelatihan, dan belajar melalui pengkondisian. Dengan adanya beberapa metode yang telah disebutkan di atas, diharapkan mampu menjadikan pembelajaran lebih bermakna karena memperhatikan faktor emosional anak yang menjadi salah satu pertimbangan dalam suatu perencanaan pembelajaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar