Selasa, 16 April 2013

Perkembangan Kekerasan yang Terjadi di Sekitar Kita


Berdasarkan ilmu-ilmu literatur sosial yang membahas tentang topik kekerasan, bahwa bentuk kekerasan terbagi atas 2 bentuk yaitu kekerasan kolektif dan kekerasan individu. Kekerasan kolektif suatu tindak kekerasan yang dilakaukan oleh anggota kelompok secara bersamaan, seperti perang, kerusuhan dan kepanikan. Dalam pengertian luas bahwa kekerasan kolektif dilakukan oleh segerombolan orang (mob) dan kumpulan orang banyak (crowd). Sedangkan dalam pengertian sempitnya dilakukan oleh geng. Kekerasan kolektif seperti memukul (assult and battery), pembunuhan (homocide) dan pemerkosaan (crape). Kekerasan individu dapat menimbulkan riset yang agak serius, terutama dalam mengidentifikasi mereka yang melakukannya karena aktivitas mereka sering kali tidak diketahui kecuali oleh si korban sendiri.
      Kekerasan merupakan tindakan agresi dan pelanggaran (penyiksaan, pemukulan, pemrkosaan dll), yang menyebabkan atau dimaksudkan untuk menyebabkan penderiataan atau menyakiti orang lain, dan hingga batas tertentu tindakan menyakiti binatang dianggap sebagai kekerasan, tergantung pada situasi dan nilai-nilai sosial yang terkait dengan kekejaman. Istilah kekerasan juga mengandung kecenderungan agresif untuk melakukan perilaku yang merusak. Kerusakan harta benda biasanya dianggap masalah kecil dibandingkan dengan kekerasan terhadap orang.
      Perilaku kekerasan semakin hari semakin nampak, sungguh sangat mengganggu ketrentaman hidup kita. Jika hal ini dibiarkan, tidak ada upaya sistematik untuk mencegahnya. Tidak mustahil kita sebagai bangsa kan menderita rugi oleh karena kekerasan tersebut. Kita akan menuai akibat buruk dari maraknyya perilaku kekerasan di masyarakat baik dilihat dari kacamata nasional maupun internasional.
1.      Dimensi Kekerasan
Menurut Galtung, membedakan dimensi kekerasan menjadi enam diantaranya :
a.       Kekerasan Fisik dan Kekerasan Psikologis
b.      Pengaruh Positif dan Negatif
c.       Ada Objek atau tidak
d.      Ada Subjek atau tidak
e.       Disengaja atau tidak
f.       Yang Tampak dan Tersembunyi
2.   Sifat Kekerasan
      Istilah kekerasan digunakan untuk menggambarkan perilaku, baik yang terbuka (overt) atau tertutup (covert) dan baik yang bersifat menyerag (offersive). Disertai dengan penggunaan kekuatan pada orang lain. Oleh karena itu ada 4 jenis kekerasan yang dapat diidentifikasi :
a.       Kekerasan terbuka, kekerasan yang dapat dilihat.
b.      Kekerasan tertutup, tersembunyi (perilaku mengancam).
c.       Kekerasan agresif, kekerasan yang dilakukan tidak untuk perlindungan tetai untuk mendapatkan sesuatu.
d.      Kekerasan difresif, sebagai tindakan perlindungan diri.

3.   Tanda-Tanda Petunjuk Kekerasan
      Suatu persoalan kunci yang berkaitan dengan kekerasan, sekaligus dengan perilaku menyimpang pada umumnya adalah faktor penting dan ketidakmungkinan mengetahui maksud “riil” orang lain. Banyak perbedaan yang kita buat, termasuk apakah saat tindakan yang dianggap menyimpang atau tidak, harus bergantung pada apa yang “dimaksudkan” individu perilaku. Namun, maksud tidak bisa diamati tetai hanya bisa disimpulkan dari perilaku yang bisa diamati dan berarti bisa menyembunyikan maksud mereka. Kita harus menyadari situasi ini bila kita ingin megakui adanya keerbatasan riset sosiologi dan bukan saja menerima riset sosiologi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar