Berdasarkan
ilmu-ilmu literatur sosial yang membahas tentang topik kekerasan, bahwa bentuk
kekerasan terbagi atas 2 bentuk yaitu kekerasan kolektif dan kekerasan
individu. Kekerasan kolektif suatu tindak kekerasan yang dilakaukan oleh
anggota kelompok secara bersamaan, seperti perang, kerusuhan dan kepanikan.
Dalam pengertian luas bahwa kekerasan kolektif dilakukan oleh segerombolan
orang (mob) dan kumpulan orang banyak (crowd). Sedangkan dalam
pengertian sempitnya dilakukan oleh geng. Kekerasan kolektif seperti memukul (assult
and battery), pembunuhan (homocide) dan pemerkosaan (crape).
Kekerasan individu dapat menimbulkan riset yang agak serius, terutama dalam
mengidentifikasi mereka yang melakukannya karena aktivitas mereka sering kali
tidak diketahui kecuali oleh si korban sendiri.
Kekerasan
merupakan tindakan agresi dan pelanggaran (penyiksaan, pemukulan, pemrkosaan
dll), yang menyebabkan atau dimaksudkan untuk menyebabkan penderiataan atau
menyakiti orang lain, dan hingga batas tertentu tindakan menyakiti binatang
dianggap sebagai kekerasan, tergantung pada situasi dan nilai-nilai sosial yang
terkait dengan kekejaman. Istilah kekerasan juga mengandung kecenderungan
agresif untuk melakukan perilaku yang merusak. Kerusakan harta benda biasanya
dianggap masalah kecil dibandingkan dengan kekerasan terhadap orang.
Perilaku
kekerasan semakin hari semakin nampak, sungguh sangat mengganggu ketrentaman
hidup kita. Jika hal ini dibiarkan, tidak ada upaya sistematik untuk
mencegahnya. Tidak mustahil kita sebagai bangsa kan menderita rugi oleh karena
kekerasan tersebut. Kita akan menuai akibat buruk dari maraknyya perilaku
kekerasan di masyarakat baik dilihat dari kacamata nasional maupun
internasional.
1. Dimensi Kekerasan
Menurut Galtung, membedakan
dimensi kekerasan menjadi enam diantaranya :
a. Kekerasan Fisik dan Kekerasan Psikologis
b. Pengaruh Positif dan Negatif
c. Ada Objek atau tidak
d. Ada Subjek atau tidak
e. Disengaja atau tidak
f. Yang Tampak dan Tersembunyi
2. Sifat Kekerasan
Istilah kekerasan digunakan untuk
menggambarkan perilaku, baik yang terbuka (overt) atau tertutup (covert)
dan baik yang bersifat menyerag (offersive). Disertai dengan penggunaan
kekuatan pada orang lain. Oleh karena itu ada 4 jenis kekerasan yang dapat
diidentifikasi :
a. Kekerasan terbuka, kekerasan yang dapat dilihat.
b. Kekerasan tertutup, tersembunyi (perilaku
mengancam).
c. Kekerasan agresif, kekerasan yang dilakukan tidak
untuk perlindungan tetai untuk mendapatkan sesuatu.
d. Kekerasan difresif, sebagai tindakan perlindungan
diri.
3. Tanda-Tanda Petunjuk Kekerasan
Suatu persoalan kunci yang berkaitan
dengan kekerasan, sekaligus dengan perilaku menyimpang pada umumnya adalah
faktor penting dan ketidakmungkinan mengetahui maksud “riil” orang lain. Banyak
perbedaan yang kita buat, termasuk apakah saat tindakan yang dianggap
menyimpang atau tidak, harus bergantung pada apa yang “dimaksudkan” individu
perilaku. Namun, maksud tidak bisa diamati tetai hanya bisa disimpulkan dari
perilaku yang bisa diamati dan berarti bisa menyembunyikan maksud mereka. Kita
harus menyadari situasi ini bila kita ingin megakui adanya keerbatasan riset
sosiologi dan bukan saja menerima riset sosiologi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar