Kamis, 19 Januari 2012

Pendidikan Multikulturalisme yang Berkembang di Indonesia Saat Ini


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Dalam proses pembelajaran siswa di sekolah peranan guru sangat penting karena dalam pembentukan sumber daya manusia, guru di sekolah sebagai pengajar dan pendidik anak-anak agar menjadi manusia yang terampil dalam keikutsertaannya dalam melaksanakan pembangunan nasional.

Tugas guru sebagai pengajar dan sekaligus pendidik bukanlah hanya berperan dalam mentransfer pengetahuan melalui proses pembelajaran saja, tetapi juga mengenai proses pentransferan nilai-nilai, norma-norma serta budaya yang berkembang. Dalam proses pendidikan tugas guru adalah memberikan bimbingan kepada siswa sesuai dengan taraf perkembangan siswa tentang kaidah–kaidah yang baik. 


BAB II 
PEMBAHASAN 

Berangkat dari keragaman itu yang hanya ditemukan di Indonesia munculah konsep mengenai pendidikan multikultural. Konsep pendidikan multikultural ini menawarkan bagi semua siswa yang berbeda ras, etnis, kelas sosial dalam kelompok sosial.

Pendidikan multikultural bertujuan untuk memperluas bukan hanya toleransi terhadap budaya yang berbeda, tetapi lebih jauh daripada itu yakni mengembangkan sikap mutual respect atau sikap saling menghormati, mengerti, menolong. Sedangkan, pelakasanaan konsep pendidikan multikultural ini memerlukan dikembangkannya pengalaman kelompok yang dibangun dengan memperhatikan pemahaman yang pada gilirannya  menjadi sikap yang relatif stabil dan konsisten.

A.  Sejarah  Munculnya Pendidikan Multikultural

Sebenarnya konsep pendidikan multikultural sudah ada sejak lama, yaitu dimulai sebagai  gerakan reformasi pendidikan di AS selama perjuangan hak-hak kaum sipil Amerikan keturunan Afrika pada tahun 1960-an dan 1970-an. Perubahan kemasyarakatan yang mendasar seperti integrasi sekolah-sekolah negeri dan peningkatan populasi imigran telah memberikan dampak yang besar atas lembaga-lembaga pendidikan. Gerakan pendidikan multikultural telah dimulai sejak tahun 60-an, karena mereka menyadari bahwa bangsa Amerika mempunyai unsur dan berbagai suku bangsa di dunia.

Peran serta orangtua, kepala sekolah, guru serta proses belajar mengajar merupakan media yang dapat menyalurkan pendidikan multikultural serta menciptakan pendidikan yang bermuatan multikultural.






B.   Kenapa Pendidikan Multikultural

Strategi  dan konsep pendidikan ini tidak hanya bertujuan agar si pendidik memahami dan ahli dalam disiplin ilmu yang dipelajarinya. Yang menjadi permasalahan adalah bagaimana caranya siswa mempunyai sekaligus dapat mempraktekkan nilai-nilai pluralisme, demokrasi, humanisme dan keadilan terkait dengan perbedaan cultural yang ada disekitar mereka.

Agar tujuan pendidikan ini tercapai, maka diperlukan adanya peran serta dan dukungan dari
guru atau orang tua si anak maupun sekolah. Baik guru ataupun orangtua diharapkan mampu 
memahami konsep dan strategi  pendidikan multikultural agar nilai-nilai utama yang 
terkandung dapat diajarkan sekaligus dipraktekkan.
Pendidikan multikultural memiliki tujuan awal dan tujuan akhir, diantaranya :  

1.  Tujuan Awal

Membangun wacana pendidikan multikulturalisme di kalangan guru, dosen, ahli pendidikan, 
pengamat kebijakan. Dengan harapan apabila mereka mempunyai wacana pendidikan 
multikultural  yang baik maka mereka tidak hanya mampu untuk membangun kecakapan dan 
keahlian siswa terhadap mata pelajaran yang diajarkannya. Akan tetapi, juga mampu menjadi 
transformator pendidikan multikultural yang mampu menanamkan nilai pluralisme, humanisme 
dan demokrasi secara langsung di sekolah.

2.  Tujuan Akhir 

Peserta didik tidak hanya mampu memahami dan menguasai materi pelajaran yang 
dipelajarinya. Akan tetapi diharapkan juga bahwa para peserta didik akan mempunyai 
karakter yang kuat untuk selalu bersikap demokratis, pluralis dan humanis. 


BAB III 
PENUTUP

A.  Kesimpulan 
  1. Berdasarkan hasil yang diperoleh dan dipadupadankan dengan data yang ada, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :  
  2. Sistem persekolahan mempunyai peranan yang menentukan perkembangan potensi anak didik.
  3. Lingkungan pertama yang dikenal anak dalam pendidikan faktor kultural adalah lingkungan keluarga.
  4. Kultur merupakan katalisator pembentukan kepribadian manusia

B.  Saran 

Seorang anak akan mengenal sebuah pendidikan khususnya pendidikan mulitukultural dimulai 
dari lingkungan keluarga.

Daftar Pustaka

Yaqin, M.Ainul.2005.Pendidikan Multikulturalisme.Yoyakarta:Pilar Media

-  Kaelan.2004.Pendidikan Pancasila.Yogyakarta:Paradigma Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar