Lisdiana
Kurniasih (Mahasiswi IKIP PGRI Semarang, Angkatan 2009)
Masnur
Muslich (2010:118) menyatakan bahwa pendekatan
pembelajaran berbuat (action learning approach) menekankan pada usaha
memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan perbuatan-perbuatan moral,
baik secara perseorangan maupun cara bersama-sama dalam suatu kelompok.
Pendekatan pembelajaran
berbuat diprakarsai oleh Newman, dengan memberikan perhatian mendalam pada
usaha melibatkan siswa dalam melakukan perubahan-perubahan sosial. Pendekatan
ini berusaha juga untuk meningkatkan ketrampilan “moral reasongi” dan dimensi efektif, namun tujuan yang paling
penting adalah memberikan pengajaran kepada siswa supaya mereka berkemampuan
untuk mempengaruhi kebijakan umum sebagai warga dalam suatu masyarakat yang
demokratis, menurut Masnur Muslich
(Elias, 1989).
Mansur
Muslich (2010:120) menyatakan bahwa kekuatan pendekatan
ini terutama pada program-program yang disediakan dan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam kehidupan demokrasi.
Sementara kelemahan pendekatan ini menurut Elias (1989), sulit dipraktikkan dan
hanya sebagian program-programnya saja yang dapat dipraktikkan.
Berdasarkan
pendapat para ahli diatas, maka dapatlah disimpulkan bahwa pendekatan
pembelajaran berbuatdapat diterapkan kepada siswa demi menerapkan salah satu
pendidikan karakter yaitu karakter demokrasi dalam bentu program-program moral.
Program moral tersebut sepatutnya akan menghasilkan warga negara yang aktif,
yakni warga negara yang memiliki komptensi yang diperlukan dalam lingkungan
hidupnya (envirowment competence),
yaitu :
a)
Kompetensi fisik (physical competence),
yang dapat memberikan nila tertentu terhadap suatu objek. Misalnya : melukis
sesuatu, membangun sebuah rumah, dan sebagainya.
b)
Kompetensi hubungan antarpribadi
(interpersonal competence), yang dapat memberikan pengaruh kepada orang-orang melalui
hubungan antar sesama. Misalnya : saling memperhatikan, persahabatan, hubungan
ekonomi, dan sebagainya.
c)
Komptensi kewarganeraan (civic
competence), yang dapat memberikan pengaruh kepada urusan-urusan masyarakat
umum. Misalnya : proses PEMILU dengan memberi bantuan kepada seseorang calon
atau partai peserta untuk memperoleh kemenangan, atau melalui kelompok peminat
tertentu, mampu mempengaruhi perubahan kebijaksanaan umum.
Dalam pendekatan
pembelajaran berbuat lebih menekankan pada program-program pendidikan moral,
baik perseoranganmaupun secara bersama-sama dalam suatu kelompok. Ada dua
tujuan utama pendidikan moral berdasarkan pendekatan ini, yakni :
a)
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
melakukan perbuatan moral, baik secara perseorangan maupun secara bersama-sama
berdasarkan nilai-nilai mereka sendiri.
b)
Mendorong siswa untuk melihat diri
mereka sebagai makhluk individu dan makhluk sosial dalam pergaulan dengan
sesama, yang tidak memiliki kebebasan sepenunya. Melainkan sebagai warga dari
suatu masyarakat yang harus mengambil bagian dalm suatu proses demokrasi.
Daftar Pustaka :
Muslich, Mansur. 2010. Pendidikan
Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar