Minggu, 15 April 2012

PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBUAT (Action Learning Approach)


Lisdiana Kurniasih (Mahasiswi IKIP PGRI Semarang, Angkatan 2009)


Masnur Muslich (2010:118) menyatakan bahwa pendekatan pembelajaran berbuat (action learning approach) menekankan pada usaha memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan perbuatan-perbuatan moral, baik secara perseorangan maupun cara bersama-sama dalam suatu kelompok. 
Pendekatan pembelajaran berbuat diprakarsai oleh Newman, dengan memberikan perhatian mendalam pada usaha melibatkan siswa dalam melakukan perubahan-perubahan sosial. Pendekatan ini berusaha juga untuk meningkatkan ketrampilan “moral reasongi” dan dimensi efektif, namun tujuan yang paling penting adalah memberikan pengajaran kepada siswa supaya mereka berkemampuan untuk mempengaruhi kebijakan umum sebagai warga dalam suatu masyarakat yang demokratis, menurut Masnur Muslich (Elias, 1989).

Mansur Muslich (2010:120) menyatakan bahwa kekuatan pendekatan ini terutama pada program-program yang disediakan dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam kehidupan demokrasi. Sementara kelemahan pendekatan ini menurut Elias (1989), sulit dipraktikkan dan hanya sebagian program-programnya saja yang dapat dipraktikkan.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka dapatlah disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran berbuatdapat diterapkan kepada siswa demi menerapkan salah satu pendidikan karakter yaitu karakter demokrasi dalam bentu program-program moral. Program moral tersebut sepatutnya akan menghasilkan warga negara yang aktif, yakni warga negara yang memiliki komptensi yang diperlukan dalam lingkungan hidupnya (envirowment competence), yaitu :
a)             Kompetensi fisik (physical competence), yang dapat memberikan nila tertentu terhadap suatu objek. Misalnya : melukis sesuatu, membangun sebuah rumah, dan sebagainya.
b)             Kompetensi hubungan antarpribadi (interpersonal competence), yang dapat memberikan pengaruh kepada orang-orang melalui hubungan antar sesama. Misalnya : saling memperhatikan, persahabatan, hubungan ekonomi, dan sebagainya.
c)             Komptensi kewarganeraan (civic competence), yang dapat memberikan pengaruh kepada urusan-urusan masyarakat umum. Misalnya : proses PEMILU dengan memberi bantuan kepada seseorang calon atau partai peserta untuk memperoleh kemenangan, atau melalui kelompok peminat tertentu, mampu mempengaruhi perubahan kebijaksanaan umum.

Dalam pendekatan pembelajaran berbuat lebih menekankan pada program-program pendidikan moral, baik perseoranganmaupun secara bersama-sama dalam suatu kelompok. Ada dua tujuan utama pendidikan moral berdasarkan pendekatan ini, yakni :
a)             Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan perbuatan moral, baik secara perseorangan maupun secara bersama-sama berdasarkan nilai-nilai mereka sendiri.
b)             Mendorong siswa untuk melihat diri mereka sebagai makhluk individu dan makhluk sosial dalam pergaulan dengan sesama, yang tidak memiliki kebebasan sepenunya. Melainkan sebagai warga dari suatu masyarakat yang harus mengambil bagian dalm suatu proses demokrasi.


Daftar Pustaka :
Muslich, Mansur. 2010. Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar